Keagungan tentang Ilmu

Keagungan tentang Ilmu

Oleh: Jannatul Ilma

Allah menciptakan segala sesuatu dengan manfaat. Bahkan debu yang kecil dan tidak terlihat pun mempunyai manfaat. Apalagi seorang muslim yang merupakan sebaik-baik makhluk.Dan sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain (HR Ahmad, Tabrani, Daruqutni disahihkan oleh Syaikh Al-Albani). Untuk menjadi manusia yang bermanfaat, utamanya kita harus berilmu karena menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Manusia yang bermanfaat sejatinya adalah yang memberikan manfaat pada sesama dan juga pada dirinya. Dengan itulah makna rahmatan lilalamin yang disematkan pada Rasulullah dapat juga dirasakan banyak orang.

Apa saja manfaat yang sepantasnya diambil orang lain dari diri kita:

1. Ilmu Jika kita orang berilmu ada baiknya kita menyebarkan ilmu atau membagikan ilmu kita pada orang lain. Ilmu yang dibagi kelak akan menambah pengetahuan kita. Kalau ilmu dibagi menjadi bertambah, apalagi dikali?“Sebaik-baiknya sedekah adalah seseorang yang menuntut ilmu, lalu dia mengajarkannya kembali kepada saudaranya sesama muslim.”(HR. Ibnu Majah)

2. Harta Semua muslim yang berharta pastilah dapat menolong sesama dengan mudah karena dalam harta seorang muslim terdapat rejeki atau hak orang lain. Hak inilah yang jika kita keluarkan dengan kesadaran dan keikhlasan akan bernilai sedekah dan ibadah. Sudah bermanfaat bagi sesama, bermanfaat juga bagi kita. Insya Alloh.
“Sesungguhnya harta dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu). Di sisi Allahlah pahala yang besar”.(QS At-Taghabun: 15)
“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.” (QS Al-Hadid: 7)

3. Waktu Waktu adalah nikmat Alloh yang sering kita lupakan. Kita sering menghabiskannya untuk dunia tapi lupa menyisihkannya untuk akhirat kita. Waktu ini pun bisa bermanfaat untuk orang lain jika kita mengetahui ilmunya. Meluangkan waktu membantu orang tua, misalnya atau meluangkan waktu menelepon keluarga yang jauh.
Masalah waktu adalah masalah penting yang sudah disabdakan Rasulullah saw:

Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara: [1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, [2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, [3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, [4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, [5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir)

4. Tutur Kata Rasulullah bersabda, berkatalah yang baik atau diam. Tutur kata yang baik dan bermanfaat bagi orang lain tentu juga akan bermanfaat untuk kita. Bayangkan berapa hati yang akan tergerak karena ucapan baik yang keluar dari mulut kita dan berapa banyak yang akan tersingggung karena kita lalai menjaga mulut dan kata-kata kita. Dalam zaman internet sekarang ini selain tutur kata dan mulut, seorang muslim juga harus waspada akan jempolnya. Semoga semua yang diketikkan jempol-jempol kita akan menjadi amal jariyah yang baik untuk kita kelak.

5. Sikap Satu hal yang sulit dijaga karena sangat mudah dilihat adalah sikap. Bagaimana kita bersikap baik pada orang yang baik dan kurang baik pada kita. Rasulullah bersabda seorang muslim itu ialah yang membuat orang muslim lainnya selamat dari gangguan ucapan dan tangannya (HR Bukhari).

Yang pasti, menjadi muslim yang bermanfaat bukanlah sebuah hal yang tidak mungkin diwujudkan. Kita bisa memulainya dari yang kecil dan dari sekarang. Insya Alloh.

Rukun Islam dari Hadis Arbain yang Ketiga

Materi Ringkasan Kajian
Rukun Islam dari Hadis Arbain yang Ketiga

(ust Wirza Rahmah)

Image

عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله وسلم يَقُوْلُ : بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامُ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ.[رواه الترمذي ومسلم ]Terjemah hadits / ترجمة الحديث :Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khottob radiallahuanhuma dia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Islam dibangun diatas lima perkara; Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa Ramadhan. (Riwayat Turmuzi dan Muslim)

Hadis ini dijadikan pegangan karena kedudukan imam yang meriwayatkannya.

Rasulullah menerangkan bahwa Islam dibangun atas lima perkara, yang merupakan asas atau pondasi dalam melaksanakan islam dan tidak sempurna islam kita jika tidak berpegang teguh pada lima perkara ini.

1. Syahadat

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Allah bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) -yang benar- selain Dia, dan [bersaksi pula] para malaikat serta orang-orang yang berilmu, demi tegaknya keadilan. Tiada ilah [yang benar] selain Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali ‘Imran: 18)

kesaksian kita sebagai orang islam, bahwa tidak ada yang layak dijadikan ilah/sesembahan selain Allah. Meyakini dalam hati, mengikrarkannya dengan lisan dan mengamalkan dengan perbuatan bahwa allah adalah sesembahan kita dan rasulullah adalah utusan Allah sebagai penutup para rasul.

Konsekwensi dari pengakuan terhadap nabi  sebagai rasul dalam syahadat adalah

-Keyakinan kita dan pembenaran dalam hati bahwa nabi muhammad adalah benar-benar diutus untuk kita

-Bagaimana kita bisa melaksanakan semua perintah nabi

-Menghindari apa yang dilarang oleh Allah dan rasulNya

-Membenarkan apa yang dikabarkan Rasul

-Beribadah kepada Allah sesuai syariat yang diajarkan nabi

-Mencintai rasulullah saw dengan banyak-banyak bershalawat kepada nabi

Kedua kalimat dalam syahadat saling berkaitan karena mempengaruhi ibadah kita kepada Allah dan kalimat tersebut tidak boleh dipisah.

Seorang yang mengucapkan laa ilaha illallah pun harus melandasi syahadatnya dengan keyakinan. Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah/sesembahan yang benar selain Allah dan bahwsanya aku -Muhammad- adalah utusan Allah. Tidaklah seorang hamba bertemu dengan Allah dengan membawa dua persaksian ini tanpa keragu-raguan lalu dihalangi masuk surga.” (HR. Muslim)

2. Shalat

Rukun yang penting setelah syahadat. Shalat adalah amal pertama yang akan ditanya Allah. Shalat adalah pembeda orang muslim dan orang non-muslim.

Yang pertama-tama dipertanyakan (diperhitungkan) terhadap seorang hamba pada hari kiamat dari amal perbuatannya adalah tentang shalatnya. Apabila shalatnya baik maka dia beruntung dan sukses dan apabila shalatnya buruk maka dia kecewa dan merugi. (HR. An-Nasaa’i dan Tirmidzi)

Shalat adalah rukun yang penting karena shalat adalah tiang agama.

Aslinya shalat diperintahkan Alloh sebanyak 50 kali sehari semalam dan nabi meminta keringanan kepada Allah sehingga akhirnya hanya 5 waktu. Saat mau dikurangi lagi, rasulullah sudah malu untuk meminta kepada Allah.

Alangkah baik jika shalat wajib diikuti shalat sunnah, seperti sunnah rawatib dan shalat-shalat sunnah lainnya sebagai penambah bekal kita di akhirat dan kita tidak pernah tahu dari pintu mana amalan kita yang diterima Alloh dan masuk ke dalam surga Allah.

Melaksanakan shalat dan mendirikan shalat:

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang – orang yang ruku (QS Al-Baqarah, 43)

Dalam hadis disebutkan mendirikan shalat sesuai waktunya, syarat dan rukunnya dan berimbas kepada kehidupan dan menjauhkan pelakunya dari kemungkaran. Kalau tidak ada bekasnya, berarti kita baru sekedar melaksanakan shalat saja dan belum mendirikan shalat.

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al Ankabut 45)

3. Membayar zakat

Zakat adalah ibadah materi. Mengeluarkan sesuatu yang kita cari dan berlebih dari apa yang kita butuhkan untuk mensucikan harta kita. Allah menggandengkan shalat dengan zakat (QS At Taubah: 5&11)

Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha Penyayang.

Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.

Kepada siapa kita menyalurkan zakat:

Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS At Taubah: 60)

Zakat dikeluarkan jika sudah sampai nisabnya (ukuran dan takaran setelah harta itu sudah mencapai satu tahun).

4. Haji ke baitullah

Haji adalah bentuk ibadah fisik dan harta karena kita butuh harta untuk keluarga yang ditinggalkan dan untuk bekal. Haji adalah ibadah yang sulit yang membutuhkan fisik yang kuat dan dilakukan di waktu khusus, bulan Dzulhijjah.

Haji adalah ibadah yang dimaksudkan untuk mengunjungi baitullah dan beribadah kepada Allah bagi yang mampu menunaikannya.

Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS Ali Imran 97)

Dari Abu Hurairah R.a : Rasulullah Saw telah berpidato kepada kami dan beliau bersabda : wahai sekalian manusia, sungguh Allah telah mewajibkan kepada kamu untuk mengerjakan ibadah haji, maka hendaklah kamu kerjakan. Seorang sahabat bertanya : apakah setiap tahun ya Rasulullah? Beliau diam tidak menjawab dan yang bertanya mengulanginya sampai tiga kali. Rasulullah Saw. Kemudian bersabda. Kalau saya jawab ya sudah tentu menjadi wajib (tiap-tiap tahun), dan kamu tidak akan mampu melaksanakannya, biarkan saja apa yang saya tinggalkan (jangan menanyakan sesuatu yang tidak disebutkan). (HR. Ahmad, Muslim dan An-Nasa’ i).

5. Puasa Ramadhan

“Hai orang2 yang beriman, diwajibkan bagimu berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan pada orang2 sebelum kamu. Mudah2an kamu bertakwa” (Al -Baqarah:183)

“(Puasa yang wajib bagimu adalah) puasa Ramadhan. Jika engkau menghendaki untuk melakukan puasa sunnah (maka lakukanlah).” (HR. Bukhari)

Menahan diri dari lapar, dahaga, hawa nafsu dari subuh ke maghrib dan dilakukan di bulan Ramadhan (selama 29 atau 30 hari). Hal-hal yang seharusnya dibolehkan oleh Allah menjadi diharamkan selama Ramadhan sebagai ujian untuk orang-orang beriman. Ramadhan adalah madrasah untuk menempa umat menjadi kuat untuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah semaksimal mungkin.

Pelajaran dari hadis ini adalah

a. Pentingnya lima perkara ini, karena Islam dibangun di atasnya.

b. Perumpamaan perkara-perkara yang abstrak (maknawi) dengan perkara-perkara yang nyata (lahir), agar lebih mudah difahami.

c. Memulai yang paling penting, kemudian yang penting, dan seterusnya.

d. Bahwa dua kalimat syahadat merupakan asas itu sendiri, dan ia juga merupakan asas bagi yang lainnya. Maka amalan apapun tidak akan diterima kecuali jika terbangun di atasnya.

e. Mengutamakan dan mendahulukan shalat di atas amalan dan ibadah yang lainnya, karena itu merupakan hubungan yang kuat antara hamba dan Rabb-nya.

 

SEKILAS SYARAT BEASISWA TURKI

Foto: Tulip depan Rektorat Istanbul University, courtesy: facebook page Istanbul University

Foto: Tulip depan Rektorat Istanbul University, courtesy: facebook page Istanbul University

Lale Fatma Yulia Ningsih
Istanbul University-English Language and Literature
@lalelombok/lalefatma.yn@gmail.com

“Insanity: doing the same thing over and over again and expecting different results. [Terjemahan bebas: “Salah satu jenis penyakit jiwa adalah melakukan hal yang sama terus menerus dan mengharapkan hasil yang berbeda”] – Albert Einstein

“And, when you want something, all the universe conspires in helping you to achieve it.” [Terjemahan bebas: “Dan ketika kamu benar-benar mengharapakan sesuatu, seluruh semesta alam akan berkonspirasi untuk membantumu mewujudkan keinginan tersebut”] – Paulo Coelho, The Alchemist.

Saya membuka tulisan ini dengan dua buah kalimat dari seorang ilmuan ternama sepanjang sejarah dan dari seorang penulis fenomenal. Dan ketika teman-teman membaca judul tulisan ini dan tergerak untuk membacanya lebih jauh, saya meyakini bahwa kita tidak termasuk manusia tipe pertama yang disebut oleh Einstein—aamiin—dan termasuk ke dalam manusia tipe kedua yang disebut Om Paulo Coelho: manusia yang benar-benar memperjuangkan impian yang selama ini terpendam didalam dada.

Setelah dua buah quotes tadi, saya berlanjut ke tahap selanjutnya yakni “Kenapa harus Turki?”. Saya ingin menulis kalimat dari teman saya beberapa hari yang lalu bahwa: Turki bukanlah sebaik apa yang anda pikirkan, tidak pula seburuk apa yang anda pikirkan.

Hal terpenting adalah apa yang disebut dengan “Memfirasati Takdir” seperti apa yang telah saya lakukan dua tahun yang lalu ketika saya tidak tau dimana negara Turki dan bahkan saya tidak pernah tau negara yang bernama “Turki” itu ada. Memfirasati takdir bahwa siapa tau usaha yang telah kita tempuh sama dengan apa yang telah tertulis di Lauh Mahfuz. Mengutip lagi tentang “Sebarkanlah anak panahmu ke seluruh penjuru bumi, salah satunya pasti akan kena tepat sasaran”

Stop! Saya ngelantur kemana-mana jadinya. Baiklah sekarang saya membahas tentang syarat-syarat apa saja untuk mendaftar beasiswa Turki. Dari pendaftaran beasiswa di tahun 2012 dan 2013 tidaklah banyak perubahan akan syarat-syarat beasiswa Turki:

1. Persyaratan Aplikasi

Pelamar telah wisuda/lulus atau akan wisuda/lulus (tinggal menunggu wisuda dan bisa melamar menggunakan Surat Keterangan Lulus Sementara).
Beasiswa Turki juga mensyaratkan umur yang nanti akan dijelaskan di website resmi seperti pada tahun 2013 “Candidates who wish to apply for the post-graduate programs should be born not earlier than 01.01.1983, and for the Doctoral Program not earlier than 01.01.1978”

2. Beasiswanya mencakupi

  • Uang saku bulanan
  • SPP Universitas
  • Asuransi Kesehatan
  • Asrama
  • Kursus Bahasa Turki
  • Tiket PP negara asal – Turki (saat pertama kali ke Turki dan di akhir masa studi)

[Jadi sebenarnya udah enak banget, asrama dan sekolah udah dibayarin, uang bulanan ada, asuransi kesehatan juga ada]

3. Prosedur Aplikasi

Aplikasi akan dibuka di website resmi beasiswa Turki pada Maret 2014 untuk S2 dan S3 linknya: http://www.turkiyeburslari.gov.tr/index.php/en/
Sedangkan untuk S1 akan dibuka pada April. Aplikasi akan dilaksanan secara online, oleh sebab itu dokumen-dokumen yang menjadi syarat sebaiknya di scan terlebih dahulu. Untuk dapat mengakses aplikasi online beasiswa Turki, teman-teman terlebih dahulu membuat akun di link yang telah disediakan nantinya.

4. Syarat Dokumen

  • Ijazah SMA (bagi pelemar S1), Ijazah S1 (bagi pelamar S2), ijazah S1 dan S2 (bagi pelamar S2 dan S3)
  • Transkrip Nilai
  • KTP/Akta Lahir/Passport
  • Exam Result Document (Saya dulu pakai Nilai UAN SMA)
  • Hasil Tes Kemampuan Bahasa Asing (optional/kalau ada)
  • Surat Rekomendasi (optional/kalau ada)
  • Pengalama Kerja (optional/kalau ada)
  • Pengalaman Magang (optional/kalau ada)

Dah, segitu aja dulu. Nanti untuk tips dan tricks menyusul ya, berhubung disini udah tengah malam. Pantengin terus dah, minggu-minggu ini kami akan terus update informasi. In sha Allah. Last but not least:

“Sebarkanlah anak panahmu ke seluruh penjuru bumi, salah satunya pasti akan kena tepat sasaran” – Anonim
DAN siapa tau anak panahnya nancep di TURKI seperti saya dan temen-teman lainnya 🙂 Sukses selalu.

KEISTİMEWAAN SEORANG MUSLİM

KAJIAN MUSLİMAH LKSMIT
RABU 22 JAN 2014

Oleh USTADZAH SRİ KUSNAENI

(RINGKASAN)

ImageSebagai seorang manusia, kita memiliki kelebihan dibandingkan dengan makhluk lain bahkan dibandingkan dengan malaikat sekalipun. Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (QS Al İsra: 70)

Manusia bisa lebih tinggi derajatnya jika ia beriman dan bertaqwa sehingga dapat  melebihi malaikat karena malaikat hanya bisa taat sementara manusia bisa taat dan maksiat. Sehingga dalam kondisi bisa maksiat manusia dapat memaksa dirinya menjadi orang bertaqwa. Dalam rahim ibu, semua manusia pada hakekatnya pernah berikrar

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”, (QS Al A’raf:172)

Tapi setelah dilahirkan, seorang manusia (anak manusia) akan tergantung pada lingkungan. Orang tuanya yang membuatnya akan membuat seorang anak menjadi majusi atau nasrani.

Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang Majusi. Sebagaimana seekor binatang yang melahirkan seekor anak tanpa cacat, apakah kamu merasakan terdapat yang terpotong hidungnya? Sehingga saat ini banyak agama di dunia padahal semua manusia sudah mengakui bahwa Alloh adalah sesembahan manusia.

Maka itu pengakuan manusia perlu diulang dalam bentuk syahadat. Dalam syahadat digunakan kata ilah dan bukan rabb karena ilah adalah sesembahan dan kecintaan. Sehingga jika sudah bersyahadat maka sesungguhnya manusia memiliki modal dasar untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Modal tersebut harus dikembangkan dan diasah lebih lanjut. Modal dasar sebagai seorang muslim adalah syahadat karena dengan itu segala amalnya diperhitungkan dan kehormatan seorang muslim dilindungi oleh Alloh karena diharamkan membunuh sesama muslim. Menjadi seorang muslim saja tidaklah cukup. Muslim harus naik derajat menjadi mukmin.

Orang-orang Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman”. Katakanlah: “Kamu belum beriman, tapi katakanlah ‘kami telah tunduk’, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS Al Hujurat: 14)

Manusia dituntun untuk tunduk dan beriman (muslim à mukmin) paling tidak mengakui yang enam. Dalam alquran disebut, bahwa orang yang beriman adalah yang hatinya bergetar saat disebut nama alloh dan bertambahlah keimanannya.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (QS Al Anfal: 2)

Sementara, orang-orang beriman mempunyai ciri:

  1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
  2. (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya,
  3. dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,
  4. dan orang-orang yang menunaikan zakat,
  5. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
  6. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa.
  7. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.
  8. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.
  9. dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.
  10. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi,
  11. (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. (QS Al Mu’minun: 1-11)

Orang-orang beriman ini kemudian diseru menuju derajat muttaqin. “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (QS Al Baqarah: 183) Continue reading

What is Nazar Boncuğu

Oleh : jannatul ilma

ImageMasyarakat Turki umumnya percaya bahwa nazar boncuğu dapat melindungi pemakainya dari mata jahat orang yang memandangnya. Mata jahat ini di dalam Islam disebut penyakit ‘Ain.Nazar Boncuğu kalau menurut wikipedia adalah jimat berbentuk mata yang dipercaya dapat melindungi dari niat atau pandangan buruk orang. Nazar Boncuğu ini dijadikan hiasan khas Turki yang banyak dipasang di rumah atau toko. Banyak juga ditemui sebagai hiasan pada alat makan atau suvenir di tempat-tempat wisata.


Dari Ibnu Abbas rodhiyallohu anhu, Nabi shollallohu alaihi wa sallam bersabda : “Ain (mata jahat) itu benar-benar adanya, jika seandainya ada sesuatu yang mendahului qodar,maka akan didahului oleh ain.Apabila kamu diminta untuk mandi maka mandilah. (hadist riwayat Muslim)

Penyakit ‘Ain adalah penyakit yang disebabkan oleh pengaruh buruk pandangan mata,yaitu pandangan mata yang disertai rasa takjub atau bahkan iri dan dengki terhadap apa yang dilihatnya.

Dari Amir bin Robi’ah rodhiyallohu anhu :

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ أَوْ مِنْ نَفْسِهِ أَوْ مِنْ مَالِهِ مَا يُعْجِبُهُ فَلْيُبَرِّكْهُ فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ

Rosullulloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda : “Jika salah seorang dari kalian melihat sesuatu yang menakjubkan dari saudaranya, pada dirinya atau pada hartanya, maka doakan keberkahan padanya, karena sesungguhnya penyakit ain itu haq (benar). (HR Ahmad).

Nazar boncuğu adalah sebuah “penangkal bala” yang berpotensi menjadikan kita musyrik karena meng-İLAH-kan sesuatu selain Alloh swt. Cukuplah kita berlindung kepada Alloh dari segala gangguan dan godaan setan yang terkutuk. Dan tidak perlu menggunakan nazar atau jimat atau apapun namanya.

Lalu bagaimana jika memasangnya sebagai hiasan atau menjualnya sebagai barang dagangan?

Hindarilah karena kita tahu ada hal lain dibalik nazar boncuğu selain sebagai hiasan. Jika orang tidak mengetahui wajib untuk kita memberi tahu. Dan jangan sampai kita menjadi agen penyebar kemusyrikan/keburukan.

Hadis nabi:

Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda: “Barang siapa yang mengajak ke jalan hidayah, maka baginya dari pahala seperti pahala (sebanyak pahala) pengikutnya, dengan tidak mengurangi sedikit pun dari pahala mereka. Dan barang siapa yang mengajak ke jalan sesat, maka menanggung dosa sebanyak dosa-dosa pengikutnya, dengan tidak mengurangi dari dosa-dosa mereka sedikitpun (HR Muslim)

Dan jika kita masih merasa ragu akan kebenaran suatu hal sesungguhnya itu adalah pertanda kebaikan dari Alloh swt agar kita menjauhinya.

Hadis nabi:

Dari Abu Muhammad, Al Hasan bin ‘Ali bin Abu Thalib, cucu Rasululloh SAW dan kesayangan beliau radhiallahu ‘anhuma telah berkata : “Aku telah menghafal (sabda) dari Rasululloh SAW:“Tinggalkanlah apa-apa yang meragukan kamu, bergantilah kepada apa yang tidak meragukan kamu “. (HR. Tirmidzi dan berkata Tirmidzi : Ini adalah Hadits Hasan Shahih)[Tirmidzi no. 2520, dan An-Nasa-i no. 5711]

Kesimpulan:

Mari kita selalu meluruskan niat segala amal ibadah krn Alloh semata dan mengusahakan ibadah kita diterima Alloh dengan sungguh-sungguh melaksanakannya dan menghindari hal-hal yang membuat ibadah kita tertolak. Wallahualam bishshowwab. 

Keterangan foto :salah satu nazar boncuğu yang sering dipakai oleh masyarakat Turki

Sumber : google.com