Slamet Parmanto

Semangkok Bakso, Bersama Konselor Ekonomi KBRI Turki

Jika anda saat ini sedang jauh dari keluarga, tempat tinggal bahkan dari tanah air anda , dimana anda tidak bisa bertemu dengan mereka dalam ritme waktu seperti biasanya. Dimana jarak yang jauh ‘memaksa’ rasa rindu-kangen bangkit dari dalam hati anda. Maka salah ‘dua’ obatnya adalah makan makanan khas daerah anda atau bertemu dengan saudara anda tempat kamu berasal. Dijamin, itu lumayan untuk mengurangi angka tensi kangen kita pada tanah air. Asal anda tahu, bahwa angka tensi ‘kangen-rindu’ berbanding lurus dengan lamanya waktu (t) anda tidak bertemu/mengunjungi/memakan sesuatu.

Nah di malam itu kami sekaligus dapat dua obat kangen itu. Sesuatu banget rasanya… hehe. Singkatnya begini, malam itu tanggal Ahad 22 Januari 2012 atau 4 jam sebelum bus kami meninggalkan Ankara. Yah, malam itu kami berkesempatan untuk bersilaturahmi dengan Bapak Hanif Salim Konselor Ekonomi KBRI Turki. Ini merupakan bagian dari rangkain Program LKS-MIT di Ankara, yakni Diskusi panel (tidak jadi dilaksanakan), Leadership Training pada hari sebelumnya (Sabtu) dan Menyalurkan bantuan Gempa Van melalui Turk Kızılay kerjasama PPI Samsun dengan LKS-MIT.  Di rumah beliau yang tidak begitu jauh dari KBRI, silaturahmi yang kami agendakan jam 9 malam sudah selesai, tidak terasa sampai jam 10 lebih baru selesai sedangkan bus berangkat jam 11 malam itu.

Beliau merupakan sosok yang luar biasa, terasa sekali dengan semangat muda, masih membara dalam diri beliau. Visi yang jauh kedepan terpampar jelas, saat kami berdiskusi dengan berbagai hal. Perbincangan dimulai dari pengalaman beliau berkarir di Inggris kemudian pindah ke Jepang dan sekarang beliau bertugas di Turki. Dan malam itu, tidak sengaja tepat satu tahun beliau pindah ke Turki. Ucapan selamat pun tidak lupa kami ucapkan untuk beliau. Ditemani semangkok bakso, diskusi kami pun berlanjut awalnya tentang kondisi hubungan perdagangan Indonesia-Turki, kemudian berlanjut dengan strategi-strategi beliau untuk meningkatkan perdagangan sampai pada konsepsi tentang masa depan Indonesia. Yang sangat kami kagumi adalah optimisme beliau tentang bagaimana memandang masa depan negara kita dengan optimisme yang luar biasa.

Foto kami bersama beliau malam itu (kanan-kiri; Ari Julianto, Slamet Parmanto, Boy (putra beliau), Pak Hanif Salim, Adi Surya)

Tidak lupa beliau juga memberikan oleh-oleh untuk perjalanan pulang ke kota kami masing-masing. Oleh-oleh dari silaturahmi itu yang tidak lupa sampai sekarang adalah saat beliau mengatakan tentang dua hal yang beliau ambil saat masih bertugas di Jepang. “Kenapa Jepang bisa maju seperti sekarang? Yakni masyarakat Jepang mempunyai dua kelebihan Loyalitas dan Kerja Keras”. Ya, Loyalitas dan Kerja Keras. Kita mudah mengatakan jika rasa nasionalisme sudah tertanam dalam jiwa kita. Tapi dua hal itu yang sering kita lupakan dalam mencintai bangsa kita. Yakni Loyalitas sebagai bukti kesungguhan perjuangan dan Kerja Keras sebagai langkah nyata Nasionalisme untuk Bangsa.

Harapan itu masih ada. Selamat berjuang di perantauan kawan!. Berikan yang terbaik!

Salam Satu Indonesia!

Leave a comment