#Edisi 22 -Al-akh Abdul Aziz- Dakwah di Bulan Ramadhan, Sebuah Momentum

-Pesona Kabar Ramadahan dari Turkey-
Catatan Sang -Penakluk Sejarah-

Dakwah di Bulan Ramadhan, Sebuah Momentum

Oleh : Al-akh Abdul Aziz

kahraman

Momentum yang datang bersamaan dengan kehadiran bulan ramadhan menjadi momen yang tepat untuk berdakwah. Semua orang berlomba untuk mengajak ke dalam kebaikan. İtu adalah harapannya, meski syeitan sudah terikat dan tidak ada, masih saja godaan yang datang dari hawa nafsu menyapa dan menghalangi jalan dakwah kita.

Siang ini (05/08/2013) saya pergi ke Universitas Kahramanmaraş Sütçü İmam. Tidak ada siapa-siapa yang datang kesini, karena memang hari ini termasuk hari libur. Hanya yang mempunyai urusan penting saja yang datang.

Ketika dalam perjalanan menuju kampus, saya menemukan tulisan indah yang tertempel di dinding kaca mobil angkutan yang saya tumpangi. Biasanya yang tertempel adalah tarif penumpang atau iklan biasa saja. Namun kali ini tulisan ini benar-benar mengetuk hati saya. Tulisan itu adalah ‘Bu Ramazan Kur’an-ı Kerim’i Anlamıyla Okuyorum’, tulisannya tidak kecil tapi besar. Hampir setiap penumpang ketika naik pasti membaca. Saya jatuh hati dengan cara dakwah ini. Tulisan tadi berarti ‘Pada Bulan Ramadhan ini Saya Membaca Al-qur’an Dengan Maknanya’. Saya juga terpukul, ternyata saya belum membaca dengan makna dan saya teringatkan dengan kata-kata ini.

Sebenarnya ada banyak tulisan yang tersebar di seluruh penjuru tempat, di antara menara masjid-masjid, papan tulis besar yang di samping pintu masuk masjid, toko-toko, dan bahkan iklan yang biasanya ada di halte bus pun tergeserkan dengan tulisan ‘Hoş Geldin Ey Şehr-i Ramazan’, Selamat Datang Wahai Bulan Ramadhan. Tentunya semua ini adalah bentuk dakwah yang lain. Dakwah tidak hanya ceramah yang ada di dalam masjid saja, akan tetapi selama kita menjadi muslim dan mukmin kehidupan kita pula merupakan gambaran dakwah.

Hampir dua jam kami menunggu kehadiran kendaraan angkutan untuk pulang. Suasanya memang sangat panas. Jarang ada yang berkeliaran. Mobil pun sangat jarang. Alhamdulillah satu kendaraan datang, kami pun bergegas menghampiri.

Setelah kami tumpangi pak supir mulai mengeluh dengan mengatakan ini kepada kami;

“Ada urusan apa kalian disini? Bukannya di kampus sudah tutup dan pada berlibur semua.”

“İya mas, kami baru ada urusan, jadi dengan berat hati tetap kesini.” Jawab saya pelan.

“Apa tidak bisa ditunda nanti saja setelah dibuka lagi tahun ajaran baru? Saya kesini hanya untuk membawa dan menjemput dua tiga orang saja.” Keluhnya lagi.

“Tenanglah mas, meski lebih banyak pengeluarannya mas kan bisa dapat pahala dari atas. Apalagi sekarang bulan Ramadhan. Setidaknya pengorbanan lah.” Jelas saya mencoba menenangkan.

“İnsyaAllah di durak/halte depan kita ada dua tiga penumpang lagi kok mas,” tambah saya.

“Saya gak ngira,” jawabnya sinis.

Kendaran kami pun berjalan perlahan. Kampus kami luas, ada empat lima halte lebih yang d dalam kampus.   Satu halte terlewati, kosong. Dua, ada dua penumpang naik. Tiga, ada tiga penumpang masuk. Keempat, ada satu orang yang masuk.

“Tuh kan mas, penuh juga penumpangnya,” Ucap saya dengan senyum.

“İya,” jawabnya bahagia.

“İtu berkahnya Ramadhan mas,” ucap saya. Dia pun tertawa gembira.

Kadang memang kita perlu menjelaskan sedikit hal saja. Tidak perlu banyak untuk berdakwah. Allah selalu memberikan jalan yang terang ketika kita mempunyai niat untuk berbagi ilmu dan mengajak ke jalan Allah. Mudah-mudahan Allah menerima kebaikan-kebaikan kita yang kita tebarkan di atas bumi. Amin.

 Sekian cerita pendek ini. Semoga bermanfaat.

Tulisan disusun oleh Tim “Penakluk sejarah”
LKS Mit-ers [miturki.wordpress.com]

Hak Cipta : Tim Penakluk Sejarah LKS Mit-ers
Sumber Foto : Google.com

Leave a comment