#Edisi 14 -Humaira- Trabzon – Sudah Bersyukurkah Anda?

-Pesona Kabar Ramadahan dari Turkey-
Catatan Sang -Penakluk Sejarah-

“Sudah Bersyukurkah Anda?”

Oleh : Humaira
[Trabzon]

Sahabat LKS Mit-ers Kabar Ramadhan Edisi #14 tangan penulis mengajarkan kita secara sederhana makna dari bersyukur. Sebuah judul yang diangkat dengan jujur dan “tes” ‪#‎tiba‬-tiba sang admin butuh tisu buat ngelap hujan air mata ‪#‎eh‬… Selamat membaca ^^

Suriah

———

Malam yang sunyi, saatnya orang-orang beranjak ke ranjangnya masing-masing, mengistirahatkan diri. Aku terjaga malam itu, merenungi beberapa hal yang sudah kulakukan selama ramadhan keduaku di tanah Turki ini. Kubiarkan pikiranku berkelana jauh, berpikir, merenung. Ah, ternyata aku belum melewati ramadhan tahun ini dengan baik. Aku rindu Ramadhan di Indonesia, aku rindu Ramadhanku tahun lalu.

Tahun lalu, 20 hari ramadhanku aku jalani di turki, di kota yang dulu terkenal dengan sebutan konstantinopelnya. Walaupun suasananya tak seramai di tanah air tercinta, tapi karena menjalaninya bersama teman-teman setanah air, rasanya aku masih seperti di Indonesia. Setiap malam kami sholat tarawih berjamaah, setiap malam bergantian jadwal imam. Begitupun sholat-sholat yang lain, kami sholat berjamaah, meski ada yang sholat di awal atau di akhir. Saat menjelang sahur, seolah-olah aku punya tugas rutin, teman-teman aku bangunkan satu-satu. Ya karena kebetulan aku yang paling sering terbangun paling awal. Ditambah lagi dengan bumbu rasa risau gundah gulana menanti pengumuman universitas. Semakin rajinlah lisan kami memanjatkan do’a-do’a pada-Nya. Rindu juga rasanya mengenang masa-masa itu.

Sejenak aku memandang laut hitam yang sepertinya menjadi salah satu icon kota tempat tinggalku sekarang. Mungkin karena nama universitasnya memakai nama laut itu, Karadeniz. Rasanya aku sangat kurang bersyukur ramadhan ini. Merasa dilelahkan dengan aktifitas di bulan ini. Ah, apa yang aku lakukan.

Hampir setiap hari, aku dan teman-temanku iftar di luar, diundang oleh esnaf-esnaf (red : pegusaha). Tanpa kami tahu sebelumnya, tiba-tiba dapat berita hari ini iftar di sini, besok iftar di sana. Mendadak jadi orang sibuk. Tapi inilah salah satu budaya orang sini, mereka sangat senang mengundang orang lain untuk iftar bersama, berbagi rezeki, berbagi kebahagiaan. Hari demi hari berlalu, aku merasa kelelahan setiap hari pergi ke sini pergi ke sana, pulang malam, bangun pagi, pergi TOMER. Aku lelah.

Menu makanan yang disajikan di setiap tempat iftar hampir selalu sama, güveç. Di Kotaku, Trabzon, güveç memang menjadi sajian paling khas yang selalu disajikan saat bulan suci ramdhan. Makanan ini seperti sup daging yang dimasak di kuali. Bisa dihitung jari berapa kali aku tidak makan güveç selama ramadhan ini. Meskipun bukan güveç, tapi tetap daging yang jadi menunya, entah daging sapi atau daging ayam. Dan lagi-lagi aku bosan. Selalu memakan makanan yang sama sampai-sampai aku tidak bisa merasakan nikmatnya.

Aku termenung, apa yang aku pikirkan selama ini? Padahal ada sekian banyak nikmat yang Allah SWT berikan padaku di ramadhan ini sedangkan aku kurang mensyukurinya. Padahal di luar sana ada banyak orang yang kelaparan, bahkan untuk sahur dan iftarpun tak tahu harus makan apa. Padahal di luar sana ada banyak saudara semuslim yang menjalanin ramadhan ini dengan rasa was-was, perang meledak, kematian mengejar begitu dekat. Padahal di luar sana mungkin ada yang berharap mengalami apa yang aku jalani ramadhan ini, iftar di sana sini, makan daging terus setiap hari. Ah, memang dasar manusia, sering kurang besyukur.

Aku menghela nafas sambil memandangi Karadeniz sekali lagi. Aku tahu apa yang ingin Allah ajarkan padaku di ramadhan kali ini. Allah ingin aku belajar bagaimana rasanya bersyukur, apapun keadaanku. Baik saat aku ada di atas maupun saat aku ada di bawah. Allah ingin mengingatkanku untuk melihat kebawah, lebih prihatin pada lingkungan. Pelajaran tak selalu didapat saat sedang Berjaya, tapi juga saat sedang terjatuh. Dan sekarang aku mendapatkan pelajaran dari jatuhnya diri ini, astaghfirullah. Harus selalu besyukur.

Tulisan disusun oleh Tim “Penakluk sejarah”
LKS Mit-ers [miturki.wordpress.com]

Foto : Kondisi anak-anak di suriah

Hak Cipta : Tim Penakluk Sejarah LKS Mit-ers
Sumber Foto : Google.com

Leave a comment